Menu

Dark Mode

Digital

Pengenalan Digital Forensik: Tujuan, Tahapan, dan Konsep Dasarnya

badge-check


					Universitas Paramadina Perbesar

Universitas Paramadina

Pengertian Digital Forensik

Digital forensik adalah suatu disiplin ilmu yang fokus pada identifikasi, pengumpulan, analisis, dan presentasi bukti digital yang ditemukan dalam perangkat elektronik seperti handphone, laptop, atau komputer. Bidang ilmu ini memiliki peran penting dalam memastikan kebenaran di era digital. Melalui digital forensik, para ahli dapat melakukan pelacakan terhadap kejahatan siber yang melibatkan penggunaan teknologi digital.

Bukti-bukti yang dikumpulkan dalam digital forensik nantinya dapat digunakan sebagai bahan bukti di pengadilan. Bukti-bukti ini dapat berupa email, pesan teks, file dokumen, metadata, dan aktivitas online lainnya. Selain itu, digital forensik juga memiliki peranan penting dalam pemulihan data yang hilang atau dihapus yang bisa berhubungan dengan tindak kriminal atau pelanggaran keamanan.

https://i0.wp.com/nonval.id/wp-content/uploads/2024/12/Gaya-Makanan-Sehat.jpg

Tujuan Adanya Digital Forensik

Tujuan utama dari digital forensik adalah mendukung penegakan hukum dengan menyediakan bukti yang sah dan dapat diandalkan dari perangkat-perangkat digital. Beberapa tujuan spesifik dari digital forensik antara lain:

1. Identifikasi dan Pengumpulan Bukti

Tujuan utama dari digital forensik adalah untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan bukti-bukti digital yang relevan dengan suatu kasus kriminal. Proses ini dilakukan dengan hati-hati agar bukti tidak rusak atau berubah selama proses pengumpulan.

2. Analisis dan Interpretasi Data

Setelah bukti-bukti digital dikumpulkan, tujuan selanjutnya adalah menganalisis dan menginterpretasikan data-data tersebut. Dalam proses analisis ini, para ahli forensik dapat mengungkapkan pola, tren, atau aktivitas yang mungkin terkait dengan tindak kriminal.

3. Mendukung Proses Hukum

Digital forensik juga berperan dalam mendukung proses hukum dengan menyediakan bukti-bukti yang dapat diterima di pengadilan. Namun, bukti digital yang dikumpulkan harus memenuhi standar tertentu agar bisa digunakan sebagai bukti yang sah dalam persidangan.

4. Pemulihan Data yang Hilang

Salah satu tujuan penting dari digital forensik adalah untuk memulihkan data yang hilang atau dihapus. Pemulihan data ini seringkali sangat penting dalam kasus-kasus di mana data-data tersebut memiliki nilai bukti yang signifikan.

5. Pencegahan Kejahatan di Masa Depan

Selain membantu dalam penyelidikan kasus-kasus kriminal, digital forensik juga memiliki tujuan jangka panjang untuk mencegah kejahatan-kejahatan di masa depan. Dengan memahami metode dan teknik-teknik yang digunakan oleh pelaku kejahatan siber, para ahli digital forensik dapat mengembangkan langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif.

Empat Tahapan Digital Forensik

Proses digital forensik terdiri dari empat tahapan utama yang memiliki peran penting dalam memastikan bahwa bukti-bukti digital yang dikumpulkan dapat digunakan untuk mendukung proses hukum. Berikut ini adalah empat tahapan dalam digital forensik:

1. Pengumpulan (Acquisition)

Tahap pertama dalam digital forensik adalah pengumpulan bukti-bukti digital. Pada tahap ini, ahli forensik akan mengidentifikasi sumber-sumber data yang relevan dan mengumpulkan data-data tersebut dengan cara yang tidak merusak atau mengubahnya. Pengumpulan data bisa dilakukan dari berbagai sumber, seperti hard drive, email server, perangkat mobile, dan jaringan komputer. Teknik pengumpulan data yang digunakan harus memastikan bahwa keaslian data terjaga agar nantinya dapat digunakan sebagai bukti yang sah di pengadilan.

2. Pemeriksaan (Examination)

Setelah bukti-bukti digital dikumpulkan, tahap selanjutnya adalah pemeriksaan data. Pada tahap ini, ahli forensik akan memeriksa data-data yang telah dikumpulkan untuk mengidentifikasi bukti-bukti yang relevan dengan kasus yang sedang diselidiki. Dalam melakukan pemeriksaan ini, biasanya digunakan alat-alat forensik khusus untuk menyaring data dan menemukan informasi-informasi yang relevan. Data-data yang tidak relevan biasanya diabaikan, sementara bukti-bukti yang relevan akan dikategorikan dan disimpan untuk tahap analisis lebih lanjut.

3. Analisis (Analysis)

Tahap ketiga dalam proses digital forensik adalah analisis data. Pada tahap ini, ahli forensik akan menganalisis data-data yang telah diperiksa untuk mengungkapkan pola-pola atau aktivitas-aktivitas yang terkait dengan tindak kriminal. Analisis ini dapat mencakup rekonstruksi kronologi peristiwa, identifikasi motif, atau penentuan identitas pelaku. Melalui analisis data ini, ahli forensik akan mencoba untuk mengeksplorasi setiap kemungkinan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang kasus yang sedang diselidiki.

4. Pelaporan (Reporting)

Tahap terakhir dalam digital forensik adalah pelaporan. Pada tahap ini, hasil dari analisis data akan disusun menjadi laporan yang jelas, akurat, dan dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan, seperti penyidik atau pengacara. Laporan ini harus mencakup semua temuan yang relevan, metode-metode yang digunakan, dan interpretasi ahli forensik terhadap bukti-bukti yang ditemukan. Selain itu, laporan juga harus mempertimbangkan semua aspek legal dan etis dari bukti-bukti yang dikumpulkan.

Tanda Tangan Digital Sebagai Digital Forensik

Dalam bidang digital forensik terdapat sebuah konsep bernama tanda tangan digital sebagai salah satu alat bukti dalam sengketa hukum. Terdapat dua jenis tanda tangan elektronik yaitu Tanda Tangan Elektronik Tersertifikasi (Tanda Tangan Digital) dan Tanda Tangan Elektronik Tidak Tersertifikasi.

Tanda Tangan Digital memiliki status setara dengan akta otentik. Dalam pengadilan, hakim, penggugat, dan tergugat dapat memperoleh keterangan dari lembaga penerbit sertifikat elektronik mengenai keabsahan Tanda Tangan Digital tersebut. Keterangan ini menjadi dasar bahwa Tanda Tangan Digital tersebut bersifat otentik.

Sedangkan Tanda Tangan Elektronik Tidak Tersertifikasi memerlukan pembuktian melalui uji digital forensik. Hasil dari uji ini akan dituangkan dalam bentuk berita acara pengujian digital forensik terhadap sistem, file, atau dokumen yang diuji. Ahli digital forensik juga bisa dihadirkan di persidangan untuk menjelaskan proses uji digital forensik yang dilakukan.

Tanda tangan digital memiliki beberapa alasan mengapa dapat menjadi bukti otentik:

1. Menjamin Keaslian Dokumen

Tanda tangan digital menggunakan enkripsi untuk mengaitkan dokumen atau data dengan identitas spesifik seseorang. Dalam konteks forensik, tanda tangan digital dapat digunakan untuk memastikan bahwa dokumen yang diperiksa adalah asli dan tidak dimanipulasi sejak pertama kali ditandatangani.

2. Memastikan Integritas Data

Ketika melakukan analisis terhadap keaslian dokumen dalam bidang digital forensik, tanda tangan digital dapat digunakan untuk memverifikasi apakah dokumen tersebut telah mengalami perubahan atau tidak. Ketika dokumen ditandatangani secara digital, akan muncul hash kriptografi. Hash adalah susunan kode yang akan menunjukkan adanya perubahan sekecil apapun pada dokumen. Perubahan kecil pada dokumen akan menghasilkan hash yang sangat berbeda.

3. Menyediakan Non-Repudiation

Tanda tangan digital bersifat non-repudiasi, artinya sang penandatangan tidak dapat menyangkal tanda tangan yang telah mereka buat secara sah melalui Penyedia Sertifikasi Elektronik (PSrE). Setiap tindakan yang dilakukan pada dokumen dicatat dalam log audit. Log ini memungkinkan pelacakan semua aktivitas penandatanganan dan menyediakan bukti tambahan jika terjadi sengketa.

4. Penyimpanan Bukti Elektronik

Dokumen yang ditandatangani secara digital dan disimpan dengan aman dalam sistem yang terverifikasi dapat digunakan sebagai bukti dalam investigasi forensik. Tanda tangan digital yang menjamin keaslian dan integritas dokumen menjadikannya alat bukti yang sah.

Read More

Sistem Deteksi Penipuan: Bagaimana Cara Kerjanya dan Keuntungannya untuk Bisnis

1 January 2025 - 12:39 WIB

Permohonan Menjadi Perangkat Desa: Mewujudkan Pelayanan Unggul untuk Masyarakat

1 January 2025 - 12:39 WIB

Surat Petisi dan Panduan Menulisnya: Inspirasi untuk Aksi Partisipatif

1 January 2025 - 12:39 WIB

Pengamanan Digital dengan Aplikasi Verifikasi Wajah untuk Mencegah Kecurangan

1 January 2025 - 12:39 WIB

Permohonan Penyediaan Barang dengan Format yang Tepat

1 January 2025 - 12:39 WIB

Surat Perjanjian Konsinyasi: Panduan Lengkap dan Langkah Membuatnya

1 January 2025 - 12:39 WIB

Surat Penjelasan dan Konfirmasi yang Efektif

1 January 2025 - 12:39 WIB

Pemberitahuan Penyesuaian Harga Produk, Barang, dan Jasa

1 January 2025 - 12:39 WIB

Trending on Digital