Perbedaan Hacker dan Cracker dalam Dunia Keamanan Siber
Dalam dunia keamanan siber atau cyber security, terdapat dua pelaku utama yang menjadi perhatian khusus, yaitu hacker dan cracker. Namun, seringkali perbedaan antara kedua istilah ini membingungkan bagi banyak orang karena kerap digunakan secara bergantian dalam konteks keamanan cyber. Padahal, sebenarnya terdapat perbedaan mendasar antara hacker dan cracker.
Apa Itu Hacker?
Hacker adalah individu yang memiliki kemampuan pemrograman untuk menemukan celah kelemahan pada sistem komputer. Mereka biasanya memiliki tujuan yang beragam, seperti membobol sistem keamanan, memperoleh akses tidak sah, atau mencuri informasi sensitif. Akan tetapi, tidak semua hacker bertindak dengan niat jahat. Ada juga hacker yang bekerja secara legal dan etis untuk menemukan dan memperbaiki kelemahan dalam sistem keamanan.
Apa Itu Cracker?
Mirip dengan hacker, cracker juga terlibat dalam aktivitas peretasan. Namun, yang membedakan adalah cracker melakukan peretasan dengan tujuan kriminal. Mereka bekerja secara ilegal dan khusus meretas sistem dari jarak jauh untuk mencuri data dan merusaknya secara permanen.
Perbedaan Antara Hacker dan Cracker
Perbedaan antara hacker dan cracker tergantung pada cara kerja, tujuan, kerusakan yang disebabkan, serta faktor lainnya. Meskipun keduanya sama-sama melakukan aktivitas meretas, namun terdapat perbedaan yang sangat signifikan di antara keduanya. Berikut adalah perbedaan hacker dan cracker yang penting untuk diketahui.
1. Tujuan
Hacker menggunakan keahlian peretasan untuk berbagai tujuan yang tidak semuanya kriminal. Terkadang, hacker dipekerjakan untuk menemukan dan memperbaiki kelemahan dalam sistem keamanan. Selain itu, hacker juga bisa bekerja secara legal dan etis.
Di sisi lain, cracker menggunakan keahlian mereka untuk memecahkan atau mengakali sistem keamanan dengan tujuan kriminal. Perbedaan utama antara hacker dan cracker adalah bahwa cracker meretas sistem komputer, jaringan, atau perangkat lunak untuk tujuan merusak, mencuri informasi, atau mendapatkan keuntungan ilegal.
2. Jenis-jenisnya
Hacker memiliki berbagai jenis tergantung pada tujuannya. Ada White Hat Hackers yang bekerja secara etis untuk menemukan dan memperbaiki kelemahan keamanan dalam sistem. Ada juga Red Hat Hackers yang sengaja direkrut oleh pemerintah untuk menemukan bug dalam sistem website pemerintah.
Sementara itu, dalam istilah hacker sendiri, cracker sama dengan Black Hat Hacker atau hacker yang membobol sistem komputer dengan niat jahat atau kriminal. Mereka biasanya melakukan eksploitasi terhadap kelemahan dalam sistem untuk mencuri data pribadi dan merusak sistem jaringan.
3. Motivasi
Hacker bisa beroperasi secara etis dan legal dengan tujuan membantu memperkuat keamanan sistem. Mereka menggunakan keahlian peretasan mereka untuk menemukan celah kelemahan dan memberikan solusi untuk memperbaikinya.
Sebaliknya, cracker selalu memiliki niat jahat dan terlibat dalam kegiatan ilegal. Motivasi mereka adalah mencuri data, merusak sistem, atau mendapatkan keuntungan secara ilegal.
4. Keterampilan dan Pengetahuan
Perbedaan antara hacker dan cracker juga terletak pada keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki. Seorang hacker memiliki pengetahuan mendalam tentang bahasa pemrograman dan sistem operasi (OS), sehingga mereka bisa meretas dengan berbagai cara.
Sementara itu, cracker tidak memerlukan keterampilan yang banyak. Mereka hanya perlu memiliki pengetahuan tentang beberapa trik ilegal yang membantu mereka mencuri data.
5. Alat yang Digunakan
Hacker memiliki kemampuan hacking tingkat tinggi, sehingga mereka bisa menggunakan alat-alat legal sendiri untuk memeriksa kekuatan jaringan, membangun sistem keamanan sendiri, dan melindungi sistem dari ancaman siber.
Di sisi lain, cracker tidak memiliki alat sendiri karena kemampuannya yang belum terlalu mumpuni. Mereka menggunakan alat orang lain untuk melakukan aktivitas ilegal dan merusak atau mengkompromikan sistem.
6. Keamanan Data
Hacker yang bekerja secara legal dan etis biasanya melindungi data dan tidak pernah mencuri atau merusaknya. Satu-satunya tujuan mereka adalah untuk mendapatkan pengetahuan dari data dan informasi yang bersangkutan.
Sebaliknya, cracker biasanya mencuri, menghapus, atau merusak data yang mereka temukan dari celah kelemahan sistem.
7. Kerusakan yang Ditimbulkan
Hacker beroperasi secara etis dan legal dengan tujuan membantu memperkuat keamanan sistem. Oleh karena itu, kerusakan yang ditimbulkan oleh hacker tidak selamanya merugikan.
Sebaliknya, cracker selalu memiliki niat jahat dan terlibat dalam kegiatan ilegal. Sehingga, peretasan yang dilakukan oleh cracker akan selalu menyebabkan kerugian, mulai dari kerusakan sistem, kehilangan data, hingga kerugian finansial.
Metode yang Digunakan Hacker dan Cracker
Meskipun terdapat banyak perbedaan antara hacker dan cracker, namun keduanya sama-sama menggunakan berbagai metode untuk meretas sistem dan mencuri data. Beberapa metode yang sering mereka gunakan antara lain:
1. Peretasan Kata Sandi
Hacker dan cracker sering kali meretas kata sandi menggunakan berbagai metode seperti menebak kombinasi kata sandi atau menggunakan algoritma yang menghasilkan kombinasi angka, huruf, dan simbol.
2. Infeksi dengan Malware
Metode ini melibatkan penyebaran virus atau malware melalui berbagai celah yang terhubung ke internet seperti email, file unduhan, atau koneksi Wi-Fi. Pengguna biasanya menerima pesan yang meminta mereka mengklik atau mengunduh file tertentu, yang kemudian menginfeksi dan merusak sistem komputer.
3. Rekayasa Sosial (Social Engineering)
Rekayasa sosial merupakan teknik manipulatif yang digunakan hacker dan cracker untuk mengeksploitasi kesalahan manusia dan mendapatkan informasi pribadi atau keuangan.
4. Pemanfaatan Wi-Fi yang Tidak Aman
Hacker dan cracker dapat menyusup ke perangkat pengguna dengan memanfaatkan jaringan Wi-Fi terbuka yang tidak aman. Metode ini dikenal sebagai wardriving. Setelah terhubung, hacker hanya perlu melewati keamanan dasar untuk mengakses perangkat yang terhubung ke jaringan tersebut.
5. Injection Attack
Injection Attack adalah serangan berupa injeksi kode atau perintah berbahaya ke dalam sistem biometrik untuk memanipulasi sistem. Contohnya, penipu menginjeksikan data biometrik palsu ke dalam sistem pengenalan wajah (face recognition) yang ada pada sistem verifikasi. Serangan ini bertujuan untuk mendapatkan akses ilegal ke dalam sistem keamanan.
Pentingnya Keamanan dalam Aktivitas Online
Dalam konteks keamanan cyber, penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara hacker dan cracker. Terkadang, masyarakat salah kaprah dengan mengira bahwa semua aktivitas peretasan dilakukan oleh hacker dengan niat jahat. Padahal, terdapat juga cracker yang perlu diwaspadai dan dilawan.
Untuk mencegah invasi hacker dan cracker pada sistem verifikasi dalam sebuah aplikasi, sangat penting bagi kita untuk menggunakan verifikasi yang aman. Dengan verifikasi yang kuat dan pengawasan yang tepat, upaya peretasan dapat dicegah lebih dini. Jadi, pastikan Anda selalu mengutamakan keamanan dalam aktivitas online Anda.