Perhitungan Waktu Hijriah dan Perbedaannya dengan Kalender Masehi
YouTube

Perhitungan Waktu Hijriah dan Perbedaannya dengan Kalender Masehi

Perhitungan Kalender Hijriah (Komariah) dan Masehi (Syamsiah)

Pasti sudah akrab dengan kalender Hijriah dan kalender Masehi. Kedua kalender ini digunakan untuk mengelompokkan hari, bulan, dan tahun. Kalender Hijriah biasanya digunakan oleh umat Muslim untuk menentukan tanggal perayaan seperti Ramadan dan Idulfitri, sedangkan kalender Masehi adalah kalender yang umum digunakan sehari-hari dari Januari hingga Desember.

Perbedaan antara kalender Masehi dan kalender Hijriah terletak pada dasar perhitungannya. Oleh karena itu, hari raya umat Islam tidak selalu jatuh pada tanggal yang sama dalam kalender Masehi. Sebagai contoh, saat tahun baru, tanggal tahun baru Islam dapat berbeda dengan tanggal tahun baru Masehi yang selalu dirayakan pada 1 Januari. Mengapa bisa berbeda? Bagaimana dasar perhitungan kalender ini? Untuk mengetahui jawabannya, simak artikel di bawah ini!

Dasar Perhitungan Kalender Masehi

Perhitungan dalam kalender Masehi didasarkan pada perputaran bumi mengelilingi Matahari (revolusi). Oleh karena itu, kalender ini juga disebut sebagai kalender Syamsiah atau tahun Matahari.

Satu hari adalah waktu yang diperlukan oleh bumi untuk melakukan rotasi penuh pada sumbunya, sedangkan satu tahun adalah waktu yang diperlukan bumi untuk mengelilingi Matahari. Satu tahun revolusi Masehi sama dengan 365,25 hari.

Sejarah kalender Masehi sangat panjang. Secara singkat, pada masa pemerintahan Julius Caesar di Kerajaan Romawi, satu tahun ditetapkan terdiri dari 365 hari. Sisa ¼ hari selama 4 tahun ditambahkan ke bulan Februari yang aslinya hanya memiliki 28 hari.

Baca Juga  13 Tokoh Anime dengan Kekuatan Terbaik dalam Sejarah, Kehebatan Tak Tertandingi

Dengan aturan ini, bulan Februari memiliki 29 hari setiap 4 tahun sekali. Tahun kabisat adalah tahun di mana sisa waktu tersebut ditambahkan, seperti tahun 2012, 2016, dan tahun 2020.

Dalam setahun, kalender Masehi dibagi menjadi 12 bulan dengan jumlah hari sebagai berikut:

  • Januari: 31 hari
  • Februari: 28/29 hari
  • Maret: 31 hari
  • April: 30 hari
  • Mei: 31 hari
  • Juni: 30 hari
  • Juli: 31 hari
  • Agustus: 31 hari
  • September: 30 hari
  • Oktober: 31 hari
  • November: 30 hari
  • Desember: 31 hari

Dasar Perhitungan Kalender Hijriah

Kalender Hijriah menggunakan dasar perhitungan revolusi bulan atau peredaran bulan mengelilingi bumi. Maka dari itu, kalender ini juga dikenal sebagai kalender Komariah (bulan) atau tahun Islam. Periode dari satu bulan sabit hingga kembali ke bulan sabit disebut satu bulan dan berlangsung selama 29,5 hari.

Sehingga, satu tahun dalam kalender Hijriah terdiri dari 354 hari, atau lebih tepatnya 354,36708 hari. Dalam perhitungannya, dilakukan pembulatan sehingga tahun kabisat dalam kalender Hijriah terdiri dari 355 hari. Hal ini menunjukkan bahwa kalender Hijriah lebih pendek 10-11 hari daripada kalender Masehi. Berdasarkan perbedaan ini, hari-hari besar Islam setiap tahun bergeser lebih awal 11 hari pada tahun biasa dan bergeser 12 hari pada tahun kabisat.

Perhitungan tahun kabisat dalam kalender Hijriah dilakukan setiap interval 30 tahun sejak ditetapkan pada tahun 638 Masehi. Dalam setahun, kalender Hijriah dibagi menjadi 12 bulan dengan jumlah hari sebagai berikut:

  • Muharam: 29 hari
  • Safar: 30 hari
  • Rabiul Awal: 29 hari
  • Rabiul Akhir: 30 hari
  • Jumadil Awal: 29 hari
  • Jumadil Akhir: 30 hari
  • Rajab: 29 hari
  • Syaban: 30 hari
  • Ramadan: 30 hari
  • Syawal: 30 hari
  • Zulkaidah: 29 hari
  • Zulhijah: 29/30 hari
Baca Juga  Perbandingan Stiker Die Cut dan Stiker Kiss Cut: Kelebihan, Keunggulan, dan Perbedaannya

Perbedaan Kalender Masehi dan Hijriah

Selain perbedaan dalam perhitungan tanggal dan jumlah hari, terdapat perbedaan lain antara kalender Hijriah dan kalender Masehi:

Sejarah Penanggalan

Perbedaan antara kalender Hijriah dan kalender Masehi juga terletak pada sejarah penanggalannya. Penanggalan pada tanggal 1 dalam kalender Masehi didasarkan pada kelahiran Nabi Isa as, sedangkan penanggalan pada tanggal 1 dalam kalender Hijriah didasarkan pada hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.

Bentuk Angka Tanggal

Bentuk angka penanggalan juga berbeda antara keduanya. Kalender Hijriah menggunakan angka atau ejaan Arab untuk menulis tanggal, sedangkan kalender Masehi menggunakan angka alfabet.

Penentuan Awal Hari

Perhitungan awal hari dalam kalender Masehi didasarkan pada waktu pukul 00.00 dini hari waktu setempat. Sedangkan dalam kalender Hijriah, perhitungan awal hari didasarkan pada terbenamnya matahari hingga terbenamnya lagi keesokan harinya.

Itulah dasar perhitungan kalender Hijriah dan Masehi beserta perbedaannya. Sekarang kamu sudah tidak bingung lagi kan mengapa tahun baru Islam bisa berbeda dengan tahun baru Masehi?