Blimbingsari, Sebuah Desa Kristen dengan Budaya Bali Tradisional
Meskipun Bali terkenal dengan filosofi Hindu yang autentik, Desa Blimbingsari adalah salah satu dari sedikit desa di Bali yang mayoritas penduduknya adalah Protestan. Meskipun begitu, karakteristik Bali tidak berkurang di desa ini; bahkan gereja-gereja desa dihiasi dengan ukiran gaya Hindu Bali. Pengaruh Hindu Bali di Blimbingsari juga tercermin dalam beberapa kegiatan lainnya, termasuk tradisi Natal, hierarki nama, dan ritual keagamaan. Salah satu kegiatan yang paling unik adalah ritual gereja, di mana penduduk Blimbingsari mengenakan pakaian seremonial khas kuil Hindu sambil mendengarkan khotbah mereka, sementara liturgi para imam disertai dengan musik gamelan Bali. Asimilasi unik ini terus menarik pengunjung dari seluruh dunia yang sangat penasaran tentang budaya desa ini.
Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan
Itulah yang dipercaya oleh pendiri Belimbingsari ketika mereka diasingkan dari Bali dan menetap di hutan angker dan liar pada tahun 1939. Melawan segala rintangan, apa yang dahulu diyakini sebagai hutan yang tidak layak huni dan mematikan menjadi pemukiman tetap bagi umat Kristiani Bali Belimbingsari, dengan banyak rumah dan gereja seluas 20 hektar yang dihiasi dengan ciri arsitektur Bali. Awalnya, gereja tidak dibuat seperti kuil, sampai gempa bumi menghancurkan bangunan asli pada tahun 1971. Setelah itu, gereja dibangun kembali dan direnovasi untuk terlihat seperti kuil Bali, yang kemudian mendapatkan julukan “Pura Gereja” atau Kuil Gereja, dan mendapatkan pengakuan dari Dewan Gereja Dunia sebagai salah satu gereja paling unik di dunia. Gereja ini sekarang menjadi titik pusat Desa Blimbingsari, yang mungkin dengan mudah keliru dianggap sebagai kuil Hindu jika bukan karena papan tanda dan beberapa salib di atapnya.
Saat ini, komunitas Belimbingsari berdiri lebih kuat dari sebelumnya, dengan kemajuan signifikan dalam beberapa kategori, termasuk sanitasi, keamanan, ekonomi, dan pertumbuhan penduduk – bahkan memenangkan Penghargaan Pariwisata Berbasis Masyarakat nasional untuk desa pariwisata berbasis masyarakat terbaik pada tahun 2017. Desa ini menyambut siapa saja dengan tangan terbuka dan sudah cukup populer di kalangan wisatawan lokal dan mancanegara. Siapa pun yang pernah berkunjung akan memberi tahu Anda hal yang sama; Anda belum pernah ke Bali jika belum pernah ke Belimbingsari.
BAGAIMANA CARA KE SANA
Untuk mencapai desa ini, Anda perlu menuju ke Gilimanuk. Anda dapat melakukannya dengan naik bus atau bemo rickshaw dari terminal Ubung di Denpasar atau dengan naik feri selama 30 menit dari Banyuwangi, yang beroperasi setiap 20 menit, 24 jam sehari. Desa Blimbingsari terletak sekitar 25 km tenggara Gilimanuk di jalan pantai utama. Meskipun tidak ada transportasi umum yang secara teratur masuk ke desa ini, Anda dapat menumpang ojek atau membawa kendaraan sendiri untuk pergi ke sana.
DI MANA MENGINAP
Dengan semakin banyaknya kunjungan dari wisatawan lokal dan mancanegara, pemerintah membentuk sebuah tim yang didedikasikan untuk pariwisata Blimbingsari. Tim ini telah berhasil membuka 85 homestay yang terdiri dari rumah-rumah penduduk setempat, sehingga lebih mudah untuk mengenal mereka jika Anda mengatur kesepakatan homestay. Atau Anda juga bisa mengunjungi tempat ini dalam perjalanan satu hari dari Pemuteran, Gilimanuk, atau Medewi. Hubungi kami: Blimbingsari, Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali 82252 Telepon: +62815-47240571 (Wayan)